tag:blogger.com,1999:blog-35358592024-03-06T13:56:38.698+07:00...for your romantic side only!!<b>NAME:</b> Bryan
<b>LOCATION:</b> Rawabelong, Betawi
<b>BIRTHDATE:</b> July 18, 1979
<b>SIGN:</b> Cancer
<b>ETHNICITY:</b> Batak
<b>STATUS:</b> hmm? Good question =P
<b>HEIGHT:</b> 5'9"
<b>WEIGHT:</b> 130 lbs.
<b>CONTACT:</b> myranselbaleno@yahoo.comvla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.comBlogger202125tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1151443067558340102006-06-28T03:48:00.000+07:002006-07-05T04:46:07.046+07:00Patricia @ Pulo Mas & Gading<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/P1000705.0.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/P1000705.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/P1000712.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/P1000712.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/P1000707.0.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/P1000707.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/P1000711.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/P1000711.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/P1000710.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/P1000710.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/P1000704.0.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/P1000704.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/P1000708.0.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/P1000708.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/P1000706.0.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/P1000706.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/P1000709.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/P1000709.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/P1000714.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/P1000714.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/P1000719.0.jpg"><img style="cursor: pointer;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/P1000719.jpg" alt="" border="0" /> </a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/P1000718.0.jpg"><img style="cursor: pointer;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/P1000718.jpg" alt="" border="0" /> </a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/P1000715.0.jpg"><img style="cursor: pointer;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/P1000715.jpg" alt="" border="0" /> </a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/P1000717.0.jpg"><img style="cursor: pointer;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/P1000717.jpg" alt="" border="0" /></a>vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1140599956132441222006-02-22T16:00:00.000+07:002006-03-06T09:25:49.900+07:00ChristieStasiun Kota pagi itu sudah mulai ramai dijejali manusia-manusia pekerja. Belum lagi pedagang yang seenaknya berjualan hilir mudik dan berjejalan di dalam dan di luar stasiun. Kereta listrik yang tiba dari Bogor dan Bekasi memang berakhir di stasiun paling tua di Jakarta ini. Sehingga wajar jika kesibukan puncak terjadi pagi hari saat pekerja-pekerja daerah Kota tiba dari titik keberangkatan mereka. <br />Gw memang sudah lama jatuh cinta dengan arsitektur gedung ini. Suatu hari gw bertekad akan memotret obyek-obyek yang ada di sini. <br />Gw merogoh hp dan melirik display jamnya, masih pukul 8 pagi. Jadwal pemotretan dengan Christie memang masih 30 menit lagi. Tak mengapalah, sekalian gw mengenal situasi dan sarapan dulu. Setelah singgah di tukang asongan rokok, gw menuju A&W. Usai menyantap ayam goreng, gw memesan kopi. Bukan apa-apa, ini memang kebiasaan pagi gw. Memulai pagi dengan bubuk kopi dalam seduhan air bergula panas....<br /> <br />Iseng-iseng mengelap body Canon EOS 300D, digital SLR punya temen gw Bebun, sekedar membunuh waktu. Setengah melamun gw kembali teringat kebaikan Enri. Mahasiswi master multimedia di Aussie inilah yang memperkenalkan Christie, sahabatnya sejak SMU, kepada gw lewat Y!M. Saat itu gw memang mengeluh, ingin coba memotret model tapi tertunda terus. Gara-garanya saat itu tak ada model yang bikin gw naksir berat. Enri kontan mencetuskan satu nama dan sekaligus memberi url Friendster sohibnya itu. Singkat cerita, sms gw dibalas Christie dan ia bersedia difoto tanpa bayaran atas dasar pertemanan. He, he, he. Sekedar info, Christie memang benar-benar pernah berkarir jadi model sejak tamat SMU. Niconico Intimo mungkin adalah kliennya terbesarnya saat ia jadi model.<br /> <br />Tepat jam 9, sang model akhirnya tiba diantar papanya di resto A&W Stasiun Kota. Lalu ia bergegas menghampiri gw di meja pojok yang sedang menyeruput mug nescafe ketiga.<br />"Sorry, udah lama ya nunggu? Mobil Papa sedang masuk bengkel. Jadi naik taxi deh, takut kamu kelamaan nunggu."<br />Wah, dari Bekasi ke kota naik taxi? Duh pasti mahal ya bayarnya. Tapi Christie, kamu kan gak tau... kalo gw juga tadi naik ojek dari Kemanggisan. Malah tukang ojek sempat kena tilang segala oleh polisi brengsek yang ingin sarapan bergizi.<br /> <br />Cewek bertinggi badan 170cm masih berdiri di hadapan gw. Harum tubuhmu, gadis. Tak sadar, gw terlalu lama bersalaman dengan mahluk cantik ini.<br />Dara berkulit sawo matang ini lalu duduk. Menggeleng saat gw tawari minum, ia segera mengangkat travel bag-nya, "Nih Christie bawa baju ganti sesuai request kamu! Hihih... Yang sexy ada, yang anggun ada, tapi Christie suka model gipsy!"<br />Wah! Bersemangat sekali dia!<br /> <br />Loket stasiun jadi target pertama. Tidak ada masalah karena sudah sepi, hanya beberapa antrian untuk kereta tujuan kota-kota di Jawa Tengah. Dua lopng shot kuambil di titik ini. Satu permintaan khusus Christie yang sedang memakai rok celana. Meninggalkan kerumunan calon penumpang yang ingin tahu, keheranan petugas loket dan pengemis cilik yang terbengong-bengong, kami pun meniti tangga di samping loket. Kali ini lantai dua gedung jadi incaran gw. Mujur tak dapat diraih, area situ terlarang kecuali petugas. Christie yang cantik masih memanggul sendiri travel bag-nya dan kembali turun tangga tanpa mengeluh sedikitpun. Gw sendiri gak bisa berbuat banyak karena kamera dan ranselku sendiri cukup berat. Beginilah risiko fotografer debutan, hehe. Kelak jika sudah baik dan benar cara memotret gw, mungkin satu orang asisten cukuplah gw gaji untuk mempermudah ruang gerak gw.<br /> <br />Setelah keluar pintu stasiun, kami melintasi selasar yang mengarah pintu kantor petugas. Melihat bentuk pintu dan terali pintu kuno kepunyaan PT KAI itu, gw meminta Christie berhenti. Tampak sekali nona ini cepat tanggap dengan maksud gw. Tiba-tiba ia melepas kurduroi yang dipakainya.... dan kejadian ini hanya berjarak 8-10 meter dari jalanan raya. Pemilik lengan berisi ini tanpa sungkan melepas kurduroi yang membalut pakaian sexy-nya dan berpose di pintu kantor stasiun.<br />"Wah, kok kesannya aku pamer bisep ya?" mata indahnya terbelalak.<br /> <br />Matahari makin terasa sengatannya, bayang-bayang kami melintasi trotoar depan Museum Bank Mandiri. Tetap saja cewek tangguh ini juga belum mengeluh dengan buntalannya yang cukup berat itu. Menyusuri bangunan2 tua, kami mengincar interior Museum Bank Indonesia. Ah sayang...hari itu ternyata tutup. Christie hanya tertawa-tawa melihat ekspresi gw yang gak enak hati. Hikmah hari itu, pastikan lokasi pemtoretan terbuka pada saat hari H-nya. Beranjak dari Museum BI - foto Anjas dan Abel yang heboh itu pernah digelar di sana - kami ke Kafe Batavia. Sebenarnya ini ide orisinil Christie.<br /> <br />"Bulan Juni nanti aku menikah, Bry."<br />Betapa bahagianya suamimu nanti, Christie.<br />"Nama calonku Mike. Emang Amerika beneran, bukan kayak kamu Bryan. Nama impor tapi produk lokal." Christie terkikik sendiri. Gw terbahak. Suara kami dihempas deru angkutan umum yang menuju Terminal Kota Lama. <br />Beberapa candid shot gw ambil sembari ia tetap menuturkan kisahnya. Posisi gw kadang mendahului, kadang sejajar dengannya. Sungguh, berjalan di atas trotoar yang dipayungi pohon-pohon nan teduh itu amat nikmat. <br />"Mike cemburuan, ia melarangku merintis karir model. Putus sambung udah gak tau deh...berapa kali." Ia tercenung sendiri, menghentikan cerita.<br />Cahaya matahari menembus dedaunan, sinarnya jatuh satu-satu membentuk celah <br />Gw ajukan beberapa pertanyaan tentang perbedaan kultur dan opini pria asing terhadap pacar pribumi layaknya Mike kepadanya.<br />"Awalnya Mike underestimate. Dia pikir wanita Indonesia gak becus bekerja dan hanya bergantung kepada pria asing dan kaya seperti dia.<br />Yah, pelan-pelan kubuktikan bahwa cinta sebenarnya itu bukan seperti yang ia sering dengar dan lihat."<br />Gw meminta Christie setengah duduk dan menengadahkan tangannya kepada arah jatuh cahaya. Senyum khasnya kembali mengembang. Matanya bahagia sekali. Layaknya sedang menerima karunia ilahi.<br />"Tuhan itu baik ya? Ia memberi Mike. Lelaki dewasa yang memaksaku belajar arti sebuah komitmen."<br /> <br />Di dinding luar sebuah rumah tua, kami kembali berhenti. Gw tersenyum memperhatikan akar-akar gantung pepohonan yang menjalar di salh satu cekukan pojok dindingnya. Christie sumringah, "Di sini?"<br />Sempat ambil close up dan medium shot di pojok yang bau pesing! Perempuan yang bakal manten ini benar2 profesional! Meski tak terucap, tapi gw tau dia pun mencium bau tak sedap yang sama. Gw pun gak ragu kalo cewek berwajah eksotik dan mantan wajah Sari Ayu 1998 ini masih menyisakan sikap profesional.<br />"Ah, tapi kalau waktu bisa diulang, aku kok gak pengen ya, berkarir jadi model." Christie bertutur pendek tanpa alasan lebih jelas.<br /> <br />Pukul 11 siang kurang sedikit, akhirnya Kafe Batavia yang berseberangan dengan Museum Fatahillah ini ada di depan mata kami. Ini merupakan kunjungan pertama buat gw dan kunjungan ketiga buat Christie.<br />"Aku bahkan kenal dengan ibu manajer cafe ini, lho!" ada nada bangga terselip di antara kata-katanya.<br /> <br />Kafe ini memang tersohor dan menjadi tujuan utama turis asing baik eropa maupun asia. Hal ini gw buktikan ketika kami pulang nanti. Ramai berdatangan orang-orang India dan Eropa. Bahkan ada di antaranya berkulit pucat dan bermata sipit. Entah Korea atau Jepang, gw gak bisa menebak.<br /> <br />Ruangan kafe kuno ini penuh dengan benda-benda art-deco dan lukisan serta foto dipasang di tiap jengkal dindingnya. Seperangkat alat musik terpajang di sayap kiri ketika kita menginjakkan kaki pertama kali. Ah detilnya gw lupa lagi, tapi Christie sangat terkesan dengan toilet di lantai dasarnya.<br />"Kamu mesti lihat toiletnya nanti, Bry. Hihih... asal jangan ketauan aja!" senyum jahil Christie mengembang, memamerkan deretan gigi bersihnya.<br /> <br />Pelayan sungguh ramah namun lumayan disiplin layaknya kafe kelas hotel bintang lima saja. Permintaan izin memotret indoor, meski sudah diimbuhi bukan tujuan komersil, ditampik pelayannya. Tanpa nada membantah lagi, kami naik ke lantai dua. Diikuti oleh seorang pelayan pria berjas necis yang menjinjing map menu. Saat menaiki tangga, gw kembali terkagum-kagum dengan koleksi foto-foto lama artis dan bangsawan dunia yang ada di dindingnya. Gw kembali bertanya soal izin kepada pelayan. Sebenarnya kami diperbolehkan mengambil gambar di dalam namun jatahnya hanya tiga kali. Oh, betapa pelitnya mereka terhadap bangsa sendiri. Terbukti ketika kami tiba di lantai dua.... sepasang bule sedang asyik berfoto ria dengan digicam super mininya. Christie sempat kehilangan mood. Malahan ia mengurungkan niat hendak menyewa kafe ini sebagai lokasi resepsi pernikahannya nanti.<br />"Ah, kenapa mbak manajernya mesti kesiangan datang sih?" ketus Christie<br /> <br />Lelah menapaki trotoar sambil memotret dari Museum BI itu menuntun telunjuk gw ke Lime Squash di deretan menu. Christie menyebutkan satu menu kepada mas pelayan namun asing di telinga gw. Ah, mungkin ia sudah terbiasa karena sering ke kafe ini.<br />Saat pelayan menuju bar dan menyerahkan menu, muncullah ide kreatif di situasi serba sulit ini. Betapa tidak, latar kafe ini benar-benar membuat jari gw ingin menekan shutter. <br />Kami memang tak habis akal. Fotografer yang hampir putus asa ditambah model narsis yang penasaran memang pasangan yang sepadan.<br />"Bajuku ganti jadi sack dress aja ya, biar seksi! Nanti kamu nyusul ke ladies room, ok?" Christie berbisik sebelum beranjak dengan tasnya.<br />Setelah gw pikir cukup waktu untuk Christie selesai bersolek, gw pun beranjak dari sofa yang empuk. Maka mulailah gw membidik semua pose Christie di toiled kaum hawa itu.<br /> <br />"Bry, kamu tau ga kamu.... kalau Mike tau gw difoto di dlam toilet cewek bareng cowok, bisa-bisa dia ngambeg dan batal ngawinin gw! Hahaha!" Christie tergelak sesaat lalu bergaya lagi.<br />Kecantikan seorang wanita buat gw mungkin tampak dari hal-hal spontan atau tak terduga seperti saat ini. Betapa kami seolah kembali ke masa kanak-kanak lagi, tak sudi mengacuhkan aturan atau larangan.<br />"Bulan depan aku terbang ke Houston, rumah Mike.<br />Biasa, ngurusin persiapan nikah nanti." nada suara sang calon pengantin terdengar berat.<br />"Ohya tau ga, hari ini kan aku sengaja bolos kerja. Hahaha!" tawanya berderai lagi menghilangkan kekakuan.<br /> <br />Persis ketika kami cekikikan melihat hasil foto di LCD, masih di dalam ladies room, pintu tiba-tiba terkuak lebar dan terdengar nada teguran bersuara berat khas satpam!<br />Benar-benar pengalaman sehari bersama model yang gokil, asyik dan gak akan terlupakan... <br /> <br />Jangan lupa ngundang gw, Christie!<br />Juni nanti kamu dan Mike mengucap janji untuk saling menghangatkan bulu-bulu komitmen kalian di depan altar.<br /> <br />anw, u're rawks!!<br /><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/xtie6_edit.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/xtie6_edit.jpg" border="0" /></a> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/xtie4_edit.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/xtie4_edit.jpg" border="0" /></a><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/xtie2_edit.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/xtie2_edit.jpg" border="0" /></a> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/xtie5_edit.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/xtie5_edit.jpg" border="0" /></a><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/xtie7_edit.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/xtie7_edit.jpg" border="0" /></a> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/xtie_edit12.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/xtie_edit12.jpg" border="0" /></a> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/xtie_edit13.0.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/xtie_edit13.0.jpg" border="0" /></a><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/xtie_edit7.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/xtie_edit7.jpg" border="0" /></a> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/xtie_edit8.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/xtie_edit8.jpg" border="0" /></a><br /> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/xtie10_edit.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/xtie10_edit.jpg" border="0" /></a> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/xtie_edit11.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/xtie_edit11.jpg" border="0" /></a>vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1140305806218148772006-02-19T06:18:00.000+07:002006-02-19T06:51:39.413+07:00Pameran Pak Moel Guru Nggambar<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/IMG_4552%20copy.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/IMG_4552%20copy.jpg" border="0" /></a> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/IMG_4558%20copy.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/IMG_4558%20copy.jpg" border="0" /></a><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/IMG_4556%20copy.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/IMG_4556%20copy.jpg" border="0" /></a> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/IMG_4554%20copy.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/IMG_4554%20copy.jpg" border="0" /></a><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/IMG_4585%20copy.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/IMG_4585%20copy.jpg" border="0" /></a><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/IMG_4587%20copy.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/IMG_4587%20copy.jpg" border="0" /></a> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/IMG_4586%20copy.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/IMG_4586%20copy.jpg" border="0" /></a> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/IMG_4588%20copy.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/IMG_4588%20copy.jpg" border="0" /></a><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/IMG_4593%20copy.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/IMG_4593%20copy.jpg" border="0" /></a> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/IMG_4592%20copy.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/IMG_4592%20copy.jpg" border="0" /></a><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/IMG_4596%20copy.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/IMG_4596%20copy.jpg" border="0" /></a> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/IMG_4591%20copy.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/IMG_4591%20copy.jpg" border="0" /></a><br /><span style="font-size:85%;">LOKASI : BENTARA BUDAYA JAKARTA</span>vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1140298450056394452006-02-19T04:30:00.000+07:002006-02-19T07:24:55.126+07:00Hunting bareng Indonikon.org (part 2)<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/Semprong.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/320/Semprong.jpg" border="0" /></a> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/wina%20laugh.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/320/wina%20laugh.jpg" border="0" /></a><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/wina%20close%20up.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/320/wina%20close%20up.jpg" border="0" /></a><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/wina%20fence.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/320/wina%20fence.jpg" border="0" /></a><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/Smile.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/320/Smile.jpg" border="0" /></a><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/kentongan.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/kentongan.jpg" border="0" /></a> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/Iguana.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/Iguana.jpg" border="0" /></a><br /><span style="font-size:85%;">NAMA : LIDWINA -- NAMA PANGGILAN : WYNA -- THN LAHIR : 1986 -- PENDIDIKAN TERAKHIR : DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA -- PEKERJAAN : DESAINER DAN MAHASISWA -- PHOTOGRAPHER : BRYAN TAMARA -- KAMERA : YASHICA ELECTRO 35 G -- PENATA GAYA : BRYAN -- PENATA RIAS & RAMBUT : CHICKA -- BUSANA : KOLEKSI PRIBADI -- LOKASI : GALERI KERAMIK F. WIDIYANTO, BEJI, DEPOK -- WAKTU PEMOTRETAN : 10 JANUARI 2006</span>vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1140296889997376242006-02-19T03:41:00.000+07:002006-02-19T06:09:45.763+07:00Hunting bareng Indonikon.org<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/Fence.0.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="Chicka di depan pagar" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/Fence.jpg" border="0" /></a> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/Fence2.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="Chicka masih berpose" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/Fence2.jpg" border="0" /></a><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/Leaves.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="Chicka tersenyum dari jauh" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/320/Leaves.jpg" border="0" /></a><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/Flower.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="Chicka berpose dengan bunga" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/Flower.jpg" border="0" /></a> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/Tease.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="Chicka sedang menggoda" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/Tease.jpg" border="0" /></a><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/Lamp.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="Chicka cantik kan?" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/Lamp.jpg" border="0" /></a> <a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/Chicka.0.jpg"><img style="CURSOR: hand" alt="Namaku Chicka. Kamu?" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/Chicka.jpg" border="0" /></a><br /><span style="font-size:85%;">NAMA : SISKA -- NAMA PANGGILAN : CHICKA -- THN LAHIR : 1985 -- PENDIDIKAN TERAKHIR : DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA -- PEKERJAAN : MODEL DAN MAHASISWA -- PHOTOGRAPHER : BRYAN TAMARA -- KAMERA : YASHICA ELECTRO 35 G -- PENATA GAYA : BRYAN -- PENATA RIAS & RAMBUT : CHICKA -- BUSANA : KOLEKSI PRIBADI -- LOKASI : GALERI KERAMIK F. WIDIYANTO, BEJI, DEPOK -- WAKTU PEMOTRETAN : 10 JANUARI 2006</span>vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1134996470820602712005-12-19T19:45:00.000+07:002006-02-19T02:23:22.630+07:00Bad Memories<div align="justify"><span style="font-family:georgia;">Hidup gw dimulai dari umur empat tahun. Karena gak ada memori apapun yang gw inget sebelum gw berumur 4 thn.<br /><br />Saat itu... mungkin anak-anak seumuran gw masih berkubang menangkap ikan sepat di kolam ujung gang, gw malah menangisi kuku yang barusan dihajar penggaris kayu Bapak gara-gara gak becus menulis. Di halaman rumah gw yang luas juga dibuatkan bapak kolam ukuran 2x3 meter untuk ikan mujair. Peraturannya, gw engga boleh mainin ikan di kolam itu kecuali saat menguras kolam yang cuma satu atau dua bulan sekali.<br /><br />Tempat belajar gw persis kelas di sekolah dasar. Gudang yang bangunannya terpisah dari rumah induk, persisnya di halaman belakang, sengaja direnovasi bapak agar mirip ruang kelas sesungguhnya. Papan tulis hitam, kapur, meja belajar dua buah untuk gw dan kakak, dan bangku kayu. Tak ketinggalan penggaris kayunya.... Selain berguna untuk memperkosa otak gw dengan angka-angka dan hitungan, juga dipakai untuk menghajar ketidakbecusan gw dan kakak. Waktu belajar adalah sore hari dan saat itu Emak gak pernah ada di sekitar gudang atau menyapu halaman belakang. Entahlah. Konsensus mereka, mungkin.<br /><br />Pernah sekali gw menyerah karena suatu perhitungan yang rumit, penggaris bapak kembali melayang di jari. Air mata gw menetes. Tangan gempal bapak lalu menempeleng sisi kepalaku. Pusing. Dalam keadaan nanar, gw terjengkang dan tertindih kursi. Hm, mungkin sejak itu gw mulai punya temperamen keras dan jiwa kompetitif.<br /><br />Masuk Taman Kanak-kanak, satu-satunya kejadian luar biasa yang gw ingat adalah gw mendorong teman sekelas saat kami berjanji adu sprint dari garis start toilet. Kepalanya retak kena pot bunga yang berada dekat pintu kelas. Gw memang sengaja mencuranginya hanya gara-gara kami menyukai seorang murid cewek. (Bingung kan... mau ketawa atau geleng-geleng kepala?) Besok pagi, emak terlihat sibuk menanak nasi kuning di dapur saat gw selesai mandi.<br /></span><span style="FONT-STYLE: italic"><br /><span style="font-family:georgia;">'Buat apa, Mak?'</span></span><span style="font-family:georgia;"><br /><span style="FONT-STYLE: italic">'Buat Mamak dan Bapak kawanmu yang kemarin itu. Bapak dan Emak mau ke rumahnya nanti. Minta maaf. Kawanmu itu geger otak.'</span><br />Dan sejak hari itu selama seminggu, gw gak masuk sekolah. Kata emak, biar tenang dulu semuanya.<br /><br />Beberapa lama kemudian gw ikut lomba melukis antar TK, kami bertemu di halaman sekolah penyelenggara. Gw gak berani lihat dia lama-lama. Mungkin gara-gara grogi atau merasa bersalah, gw mesti puas menerima Harapan I. Dia sendiri menyabet juara ke-2. Saat pulang kami mesti berpisah jalan karena dia bersama rombongan TK lain yang dibelanya.<br /><br />Waktu bapak dimutasi ke Sabang (Aceh), gw masih duduk di bangku 5 SD. Kota di Pulau Wee itu benar-benar menawan hati gw hingga sekarang. Kota antik di atas pulau yang luar biasa indah. Hanya gara-gara isu GAM akan menjajah kedamaian Sabang, kami hanya bertahan setahun di sana. Dalam kurun waktu itu bapak getol menjejali gw dengan buku Siap Ebtanas (ada yang masih ingat kan... buku terbitan Aneka Ilmu itu?). Kata emak, bapak akan bangga memamerkan gw kepada keluarga di Medan nanti andai gw berhasil 'lompat' ke bangku SMP. Tapi nyatanya isu GAM lalu membuat bapak kebat-kebit. Rencananya buyar. Rumah dinas yang mungil tapi asri karena di atas bukit itu terpaksa kami tinggalkan. Rumah dengan halaman yang saban sore dijejali tetangga yang hendak menikmati <span style="FONT-STYLE: italic">sunset</span> atau KRI Dewa Ruci yang gagah sedang turun jangkar.<br /><br />Oya, ada yang terlewat. Satu-satunya karnaval kemerdekaan yang gw ikut ya saat masih di Sabang itu! Senyum selalu terhias di bibir emak selama mendandani gw dengan pakaian khas Batak Karo. Ah, ganteng lah pokoknya. Haha. Dalam barisan per SD, gw berjalan tegap karena merasa penonton di pinggir jalan seolah melihat keunikan baju gw.<br />Lalu gw inget lagi, <span style="FONT-STYLE: italic">gank</span> cewek cantik-populer di kelas pernah main ke rumah gw. Mereka minta diajarin bikin kripik bayam buatan emak! Gara-garanya gw pernah bawa bekal ke sekolah dan diketawain mereka. Kripik aneh, mungkin. Tapi setelah ada salah satu cewek yang berani nyicip, eh malah ludes semua kripik bayam gw. Selama mereka di dapur, gw sibuk mematut diri di depan cermin kamar tidurku. Huhu.<br /><br />Bakat gw dalam seni musik pertama kali ditemukan oleh pendeta di Sabang. Tanpa pernah menyentuh tuts organ sebelumnya, gw bisa memainkan sebait lagu 'Nurlela'. Sejak itu, bapak dan emak mendaftarkan gw kursus organ. Sebelum pulang ke Medan, emak meminta gw memberi bungkusan yang isinya dengan sepotong celana bahan. 'Jangan lupa bilang terima kasih!' pesannya. Hanya itulah imbalan selama kursus 5 bulan bagi pak pendeta yang kami mampu beri.<br /><br />Saat sebagian besar masa SD gw habiskan di Medan, hanya sekali emak dan bapak mengambil rapor. Gw iri melihat teman-teman yang lain dengan ibu-bapaknya. Hadiah juara 1 yang aku borong dari kelas 1 hingga 6 SD seolah gak berarti apa-apa. Buku dan alat-tulis, tiket terusan di Taman Ria Medan, selalu dikasih ke gw dari tangan Bang Rahmat (anak asuh bapak dan emak) yang baru bangkit dari kursi tamu di ruang kelas.<br /><br />Dalam masa kecilku, hanya sekali kami pernah piknik bersama. Kini tempat itu sudah hancur lebur diterjang air bah beberapa waktu lalu. Buat gw, kalau dipikir lagi di masa sekarang, piknik itu penting banget. Hubungan gw dan bapak kaku karena topik pembicaraan hanya dibuka saat duduk di meja makan atau meja belajar. Pertanyaannya pun seputar sekolah lah... tidur siang atau tidak, atau saat si bungsu Ade lahir, gw nakal sama dia atau enggak. Di meja belajar, bapak cuma tanya, 'ada PR atau tidak', atau 'mana yang kamu gak ngerti'. Blah. Variasi obrolan lain gak ada! Pernah bapak beli sepeda <span style="FONT-STYLE: italic">BMX</span>, tapi moment belajar naik sepeda gw yang pertama... dengan kakak.<br /><br />Sketsa pertama dan terakhir yang pernah bapak gambar buat gw - gw terpaksa nekat merengek saat itu - adalah kuda jingkrak. Bagus sekali, begitu nyata! Gw terharu. Selama ini gw kira bapak gak bisa ngegambar. Bahkan pernah waktu gw sering dikirim lomba lukis dan menyadari ada darah seni mengalir di diri gw...gw merasa ragu apa benar gw anak kandung bapak-emak. Karena itu tadi, gw merasa orangtua gw ga <span style="FONT-STYLE: italic">ngeh</span> dengan potensi anaknya. Kenapa justru sekolah atau guru yang mendukung gw? Bapak hanya terfokus menilai prestasi akademik gw. Saat orangtua lain sibuk dan bangga memotret anaknya karnaval hanya dengan kamera kacangan, bapak gw yang punya <span style="FONT-STYLE: italic">Yashica E-35</span> entah kemana.<br /><br />Yah... ini cuma curhatan akan memori yang udah lalu, kok.<br />Gak mempengaruhi sembah-sayang gw buat kedua insan tercinta : Bapak & Emak.</span></div>vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1128641953714810622005-10-07T06:30:00.000+07:002005-10-07T06:58:44.046+07:00Panti Rehab, Panti Laknat (bag. 1)<em>Dua belas kali dua puluh empat jam tinggal di bawah satu atap dengan bromocorah yang tobat, perempuan Chinese korban perkosaan, pengedar narkoba beristri tiga, cewe-cewe mongoloid yang dibuang keluarganya. Kaum yang selama ini kupandang sebelah mata. Bersama mereka, aku berbagi hangatnya suasana keluarga hingga berebut sayur sop yang terlalu banyak kuahnya.</em><br /><br /><br /><div align="center">--o--<br /></div><div align="justify"><br /><br /><strong><span style="font-size:180%;">"Sepertinya</span></strong> ada yang salah dengan bajuku, aku berasa diikutin intel," keluhku lima belas jam sebelum aku 'dijemput'.<br />"Kamu tuh... terang aja. Lihat, kaus merah PRD-mu itu!" kakak menjambak bajuku.</div><div align="justify">"Ini dari teman seperjalananku di Yogya, kami bertukar kaus waktu aku motret PRD demo di sana." aku menepuk ujung kaus merah yang sempat kusut.<br />"Iya, tapi lihat hasilnya. Kostku mondar-mandir dilewatin orang asing, yang jelas bukan penduduk sini. Udah tau hawa Pemilu masih panas. Agh!" kakakku berlalu.<br /><br />Aku enggak nafsu makan. Ketakutan. Selama empat hari aku tak pernah keluar dari kostan khusus cewek ini kecuali beli rokok. Sesekali aku menyelinap ke lantai paling atas - tempat jemuran pakaian - saat kakak pergi kuliah. Saat sore, saat matahari terbenam di kawasan Sekeloa. Melamunkan pemandangan pemukiman Bandung yang padat sambil menghabiskan batangan-batangan filterku.<br /><br />Menurut kakakku, aku mengidap paranoid akut. Beberapa temannya, cewek maupun cowok, diundang main ke kamar. Sekedar memancing topik obrolan dariku. Ada yang lucu, ada yang garing. Tapi aku tetap dingin. Beberapa malah membawa alkitab, mungkin dipikirnya aku kerasukan setan. Aku tersenyum geli tiap mengingat kejadian ini. Seorang cowok kurus, berkacamata minus, dengan gagah dan lantangnya setengh memaksa agar aku ikut berdoa bersama. Aku diam namun akhirnya ikut larut di dalam mantra doanya. Dan... dengan sukses aku tertidur di pojokan kasur akibat terlalu lama menunggu kata 'amin'.<br /><br /><br />Keesokan pagi.<br />"Ayo bangun! Udah ikut aja!" tangan hitam legam merengut bahuku. Setengah sadar, aku dipaksa memanggul ransel dan disuruh jalan. Orang itu berdiri di samping, menggamit tangan kananku. Tinggi 180-an cm, kekar, berambut cepak dan kriting, dan masih muda, sepertinya berasal dari Irian. Aku masih terpana. 'Aku diculik? Mau dibawa kemana?' Di pintu rumah, kakak dan pacarnya sedang berbisik-bisik dengan pria lain yang seumuran bapakku. Ia sekilas melirikku dan kembali sibuk bicara dengan kakak. Sorot matanya tajam seperti elang, menakutkan. Tubuh tegapnya mengesankan ia cukup rajin push-up.<br /><br />Si Irian menyentak tanganku, "Ayo terus jalan!". Menyusuri gang-gang labirin, melewati kios rokokku, setengah tertunduk aku mengacuhkan tatapan bingung Mamang pemilik kios rokok. Aneh, aku diam seperti dihipnotis. Tidak berteriak minta tolong, memanggil nama kakak pun tidak tadi....<br /><br />Hingga sampailah aku di dalam sebuah minibus Zebra. Pintu dibanting. Aku didudukkan di bangku tengah. Si Irian menggeserku lebih ke tengah lagi. Semua gerakannya tergesa-gesa. Di kursi depan tak ada siapa-siapa. Aku masih belum membuka mulut. Sibuk dengan pikiranku sendiri. Pertanyaan siapa yang mengemudi terjawab setelah si Mata Elang bergegas duduk di kursi supir. Zebra pun meluncur dari parkiran Tugu Pancasila itu.<br /><br /><br />Aku lupa berapa lama perjalanan horor itu. Yang kuingat hanya gantungan salib di kaca spion dalam. Sekelebat ada pengendara motor berbaju loreng yang mengikuti separuh perjalanan kami. Jalanan berbatu. Rumah-rumah yang jaraknya mulai jauh satu sama lain. Hawa dingin yang mulai menyeruak. Gendang telinga yang mulai bergemeretak.<br /><br />Zebra hijau itu akhirnya berhenti di depan gerbang hitam sebuah rumah besar. Seorang satpam, lagi-lagi Irian, tergopoh-gopoh membukakan pintu dan menunduk hormat pada si Mata Elang. Tampaknya dia cukup punya kekuasaan di rumah ini. Di sebelah kanan halaman ada dua buah ayunan, tiang-tiang buat latihan pull-up, dan alat latihan angkat-berat yang terbuat dari semen. Semuanya berserakan di bawah pohon rindang.<br /><br />Aku segera turun, ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya. Si Irian merampas ransel Baleno-ku. Mata Elang akhirnya buka suara, "Bryan, ya? Langsung masuk ya. Anak-anak sedang makan siang sekarang. Semestinya sih, udah jam 11.30 sekarang."<br /><br />Kakiku setengah ragu melewati pintu utama rumah. Ruang pertama berisi perabotan meja, kursi khas kantor, lengkap dengan bendera di pojok kiri, foto presiden dan wakil presiden. Lemari kayu berada di kiri dinding, menghadap sofa tamu. Kira-kira berukuran 5x5 meter dan bercat putih pucat. Tak ada orang di ruang yang cukup lega ini. Aku menuju pintu tripleks tak bercat yang setengah terbuka. 'Mungkin ini menuju ruang utama', pikirku. Tunggu dulu, ekor mataku menangkap sebuah poster kecil di dinding kanan - bagian yang terlewatkan dari perhatianku. Tulisannya cukup terbaca dari posisiku berdiri, 'Menerima diri sendiri dan mengembangkan potensi diri." Entah apa maksudnya. Mungkin nanti kutemukan jawabnya di dalam.<br /><br />"Selamat datang..." seorang ibu bertubuh tambun memelukku, "Belum makan kan? Siapa namamu?" matanya menyelidik."Bryan, bu." aku agak risih dipeluk sok akrab begitu. Aku rasa aku masih shock dengan kejadian siang ini."Oh iya, mari ke ruang makan... Anak-anak belum berdoa kok, baru mau makan mereka." ibu itu berjalan di depan.<br /><br />Belum sampai di ruangan makan, tapi aku bisa menebak akhirnya tempat apa ini.<br />"Pak Genduuuutt, mau sayur apa?"<br />"Ga mau sayur! Sayurnya kacang lagi kacang lagi!"<br />"Franky, kamu jangan ambil dua ikan! Seorang satu tauuuk!!"<br />"Bodo...."<br /><br />Ibu tambun, "Elly, coba carikan kursi buat Bryan. Oya anak-anak... ini Bryan, anak baru. Semuanya bilang selamat siang, ayo!"<br />Aku baru memunculkan kepalaku, setengah linglung, hanya tersenyum dan melambaikan tangan, "Halo semuanya..."<br />"Selamat siaaaang, Bryan" koor mereka.<br />Tatapan mereka... tatapan yang tak asing buatku. Yang perempuan matanya kosong, setengah bloon. Yang laki-laki seperti tak suka melihatku. Tapi pupil mereka.... pupil mereka rata-rata setengah hilang. Ada yang kepalanya dicukur asal-asalan, rata-rata kaum lelaki bertubuh kurus kecuali... seorang tua yang luar biasa gendutnya. Engkoh setengah gila yang persis duduk di sampingku, badannya bau pesing! Hmppffh!!<br /><br />Tiba-tiba cewek mongoloid bernama Elly tadi segera menggandengku. "Bryan kamu duduk di pojok yah. Duduk yang manis yah?" Aku merasa seperti hari pertamaku masuk sekolah dasar dulu. Ingin lekas-lekas pulang....</div>vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1126288912797816022005-09-10T00:40:00.000+07:002005-09-10T02:15:15.450+07:00<span style="font-style: italic;font-size:85%;" >Didekasikan untuk laki-laki yang melibas tanganku dengan penggaris kayu saat aku tak becus mengeja huruf di umur empat tahun. Jelang limapuluh lima tahun pada 28 September kelak.</span><br /><span style="font-size:130%;"><br /></span> <div style="text-align: center;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">September Bapak</span></span><br /></div><br /><br />Selasa pagi.<br />Hotel bintang empat yang terletak persis di pusat kota Buitenzorg.<br /><br /><div style="text-align: justify;">Denting suara piring, sendok dan garpu mulai riuh seiring mulai banyaknya peserta seminar yang hendak sarapan di restoran bergaya<span style="font-style: italic;"> art-deco</span>. Pria-pria paruh baya berjas itu mengelilingi meja prasmanan yang menyajikan berbagai sarapan khas Buitenzorg, Indonesia dan Amerika. Ada roti unyil, roti tawar, bubur ayam, nasi goreng, sosis, udang goreng bumbu (<span style="font-style: italic;">gw</span> ga tau namanya apa), nasi putih, serta tak lupa minuman <span style="font-style: italic;">orange juice</span>, teh manis dan kopi.<br /><br />Di meja dekat jendela besar, <span style="font-style: italic;">gw</span> mengoles <span style="font-style: italic;">butter</span> di atas lembar roti yang kedua sedangkan Bapak asyik menguliti udang gorengnya. 'Tempat boleh kota... tapi udang... hmm... cuma enak kalo dimakan dengan gaya kampung! Ya begini ini...tangan telanjang! Hehehe...' kilah Bapak di sela-sela kunyahan saat peserta lain menertawakannya. Lengan kemeja dan jas digulung hingga batas siku. <span style="font-style: italic;">Cuek beibeh</span>. Kulit udang yang sudah dikupas ditaruh dalam bekas mangkok bubur ayam<span style="font-style: italic;"> gw</span>. Roti tawar jadi menu kedua <span style="font-style: italic;">gw</span> setelah setengah porsi bubur tandas dua menit lalu. Bapak cuma ketawa menyeringai melihat menu perbaikan gizi <span style="font-style: italic;">gw</span>. <span style="font-style: italic;">Orange juice</span> dingin dalam gelas yang sudah berembun seolah memacu<span style="font-style: italic;"> gw</span> agar lekas menenuntaskan sarapan.<br /></div><br /><br /><span style="font-style: italic;">(Suara getaran handphone dalam saku jas)</span><br /><br />"Bryan, coba kau jawab. Ada telepon masuk."<br />Nomor lokal suatu daerah.<br /><div style="text-align: justify;">"Selamat pagi, Pak. Saya bla-bla-bla, wartawan dari koran bla-bla-bla. Boleh minta waktu sebentar untuk wawancara? Seputar kasus pembebasan penyelundup bla-bla-bla, Pak. Sebentaar ajaa..." rayuan setengah manja di ujung telepon.<br />"Maaf, <span style="font-style: italic;">mbak</span>. Saya pengawalnya. Bapak sedang sarapan. <span style="font-style: italic;">Gak</span> bisa diganggu!" suara <span style="font-style: italic;">gw</span> yang <span style="font-style: italic;">sok</span> serem seolah ajudan presiden.<br />"Tolonglah Pak, sebentar aja.... Beritanya sudah dimuat di koran dan majalah nasional. Saya butuh jawaban Bapak. <span style="font-style: italic;">Gak</span> lama kok, Pak. Saya tunggu ya."<br /></div><br /><span style="font-style: italic;">(Pandangan ayah-anak penuh arti selama tiga puluh detik... sambil meneruskan sarapan, tentu!)</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">'Duh, Pak. Ada apa lagi nih? Apa gak cukup April lalu Bapak dipanggil Polres?'</span><br /><span style="font-style: italic;">'Tenang Nak. Dulu rumah kita dilempar, anjing kita diracuni, tapi kita baik-baik aja kan?'</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Tangan gempal dan kasar itu meraih handphone yang peneleponnya masih sabar berinterlokal.<br />"Halo..., ya saya sendiri. Mau wawancara tentang apa tadi?" suara Bapak yang desibelnya di atas rata-rata itu cukup mengalihkan keriuhan sarapan pagi itu. Meja-meja lain sejenak tampak tertegun namun masih meneruskan makan mereka.<br /></div><br />....<br /><div style="text-align: justify;">"Begini, anak buah kami yang <span style="font-style: italic;">nangkap</span> tapi karena anggotanya sedikit... mereka jadi <span style="font-style: italic;">gak pede</span>. Makanya mereka minta aparat BC membantu. Tapi belakangan, oknum dilepaskan BC tanpa sepengetahuan kami.... Ya, kami memang salah. Aparat kami <span style="font-style: italic;">gak pede</span>. Kalau dari kami, negara tidak banyak dirugikan... justru seharusnya Anda wawancara Kepala BC di sana. Jumlah negara dirugikan jauh lebih besar dari instansi saya akibat tindakan mereka sendiri. Beratnya ratusan kilo<span style="font-style: italic;"> lho</span> itu!!"<br /></div> <div style="text-align: justify;"><br />Kalimat berikutnya lebih mirip kisah pertarungan antarinstansi plat merah yang selama ini terjadi di sebuah kawasan. Lebih tepatnya lagi, kantor yang Bapak pimpin dikepung berbagai kepentingan perut-perut oknum pemerintah hingga aparat keamanan yang lapar uang sogokan. Semuanya bermain aman, halus, nyaris tanpa suara selama kurun waktu yang lama. Oknum polisi, tentara perbatasan, BC, bahkan Muspida, selalu meminta upeti sebagai uang tutup mulut para importir ilegal atau penyelundup.<br /><br />Aku menyeruput <span style="font-style: italic;">orang juice</span> sebagai kamuflaseku saat mengobservasi situasi sekitar. Mereka tampak gelisah, air muka menandakan ketidaksukaan pada Bapak yang serba <span style="font-style: italic;">sok</span>. Ya, <span style="font-style: italic;">sok</span> bersih, <span style="font-style: italic;">sok</span> disiplin. Kening mereka terlihat sedang mengutuk Bapak - abdi negara yang mencoba hidup lurus dengan karir tersendat selama tiga puluh tahun lebih. Hawa panas dalam benak mereka mengalahkan sejuknya AC restoran ini. Mestinya hawa itu menguap lalu mengembun untuk kemudian menjadi kolam cermin bagi pengabdian mereka di republik ini.<br /></div><br /><br />Di kamar 330.<br />Seorang wanita cantik - buatku ia selalu cantik meski warna rambutnya merah norak seperti ibu metropolitan yang genit - terkekeh menyambut kami yang kepayahan jalan gara-gara kekenyangan. Cerita di restoran tadi kuulang lagi kepada Mak. Bertukar cerita dengan heboh-paniknya ia memutar terlalu banyak kran air panas daripada kran dingin di <span style="font-style: italic;">bath tube</span> tadi. Bapak diam. Aku dan Mak tertawa tapi kami semua tahu kejadian-kejadian yang mesti keluarga hadapi jika pulang nanti. Keluarga yang kumaksud hanya dua orang, Bapak dan Emak. Hanya merekalah penghuni rumah dinas yang lantai kayunya sebagian telah amblas ke dalam tanah gambut. Cuma mereka, sepasang orang tua yang kebetulan pegawai negeri merangkap petani.<br /><div style="text-align: justify;"><br />Berhimpun dalam rasa gentar yang sama ketika satu malam yang berhasil mereka lewati... ada yang menghujani lemparan batu atap rumah. Menabrak dengan sengaja mobil bapak suatu sore saat dalam perjalanan pulang dari kantor. Bahkan barang-barang elektronik dengan teganya mereka curi tengah hari bolong, hari Minggu - hari yang mereka hormati dengan santun beribadah - saat Mak dan Bapak bersujud di gereja. Mengepung rumah, meneror lewat telepon agar Bapak tak berani angkat bicara akan kasus-kasus penyelundupan yang sudah terjadi. Semua kekonyolan preman-preman sontoloyo itu dikomando pengusaha rakus dan tengkulak berhati tengik. Sungguh sukar dicari buktinya, alih-alih mencari saksi.<br /><br />Ini memang skenario kehidupan yang amat sangat sulit dielakkan. Mengajariku bahwa memandang hidup tak bisa dilihat seperti hitam di atas putih.<br /></div><br /><br /><span style="font-weight: bold;">September Bapak.<br />You must be tough, Chief.<br /><br /></span>vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1123799276232199952005-08-12T04:52:00.000+07:002005-08-12T06:15:21.626+07:00Ini dia ponakan gw yg PERTAMA! Gw udah Oom-oom!!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/Kak_Nen_n%20Vincent1.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/320/Kak_Nen_n%20Vincent.jpg" alt="bersinar banget ya mata seorang ibu itu" border="0" /></a><p align="justify">Akhirnya. Setelah ditunggu lama, sempat bolak balik nginap di RS. Kejadian lucu saat Kak Nenny dari takut nge-pup jadi berani gara-gara jiper ngeliat suster nenteng alat bantu (pompa?), maka.. lahirlah : <span style="font-weight: bold;">Vincent Chaironasa Ginting</span>. Vincent mengepalkan tangannya ke dunia mulai tanggal 20 Juli 2005, di RS Harapan Kita. Gede bener, tapi gw rada lupa angka persisnya. Kalo ga salah inget beratnya empat kilogram lebih plus tinggi lima-puluh-an senti. Ya, iyalah.. kandungan kakak gw sembilan bulannya gede bgt. Gw malah takut bakal bayinya segede Samson. :D</p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/vincent_chiaronasa1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/320/vincent_chiaronasa.jpg" alt="masih merah banget, fresh from the heaven" border="0" /></a>Heuheu, basi banget ya fotonya? Ga juga lah, kan belum sebulan. Gw baru nemu fotonya setelah iseng klik menu 'Friends '-nya <a href="http://friendster.com/">FS</a>. Di profile-nya si <a href="http://www.friendster.com/user.php?uid=7168785">abang</a>, ada foto ponakan pertama gw. Lucu ya? Hitam, bikinan bapaknya. ;) Tembem, bikin gemes. Gw belum berani gendong ih, gara-gara masih flu :( Waktu pertama kali masuk kamar Vincent, langsung diusir sama Emaknya! Ha-ha-ha.<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/Vincent_ginting1.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer;" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/320/Vincent_ginting1.jpg" alt="jagoan masih harus banyak bobo" border="0" /></a><p align="justify">Sekarang Vincent udah 23 hari, Oom..Tante.. Kata Bapak (Abang Reza), Vincent sukses bikin Bapak cuma bisa tidur 4 jam tiap malam. Suara Vincent <span style="font-style: italic;">kuenceng</span>, kayak Vespa mau di<span style="font-style: italic;">starter</span>. He,he. Kalo malam pipis mulu, dilap sm Kak Nenny pake kapas bulat kecil yang udah dibasuh air. Sambil ditenangkan dengan kata-kata <span style="font-style: italic;">'ssh.. Vincent chayank.. anak Mamak.. anak siapa, anak siapa ini.. kalo gede, banyak cewe yang naksir ini.. Iya ya sayang, ya? Iya dong Mak.. Sshh.. ssh.. mana sini Mamak bersihin burungnya.'</span></p>vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1123218685521053832005-08-05T11:29:00.001+07:002005-08-12T09:26:54.396+07:00Mahasiswi Diperkosa dan Dibunuh<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/hoho.jpg"><img style="FLOAT: right; MARGIN: 0px 0px 10px 10px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/hoho.jpg" border="0" /></a> <p align="justify">Namanya Yenny Ho.<br />Kemarin dibunuh setelah diperkosa terlebih dulu di kamar kostnya di daerah Kemanggisan Ilir. Bukan induk semang atau mas penjaga kost yang menemukan jasad Yenny, melainkan tante korban. Hari itu Yenny hendak dijemput pulang ke rumahnya di daerah Jatinegara.<br />Dokter forensik RSCM menemukan luka bekas gorokan di leher. Polisi memang tidak menemukan kerusakan di kamar Yenny tapi dompet kosong dan dua buah ponsel korban hilang. Tampak jelas ada orang dekat yang terlibat. Ditambah informasi bahwa saat kejadian penjaga kost tidak ada dan peraturan jam malam kost yang sangat ketat. Tamu pria dilarang masuk pada jam tertentu. Kost Yenny merupakan kost khusus wanita begitu juga kompleks kostan di sekitarnya.<br />Musim liburan ini harusnya Yenny nikmati tapi ia memilihi untuk menyelesaikan skripsi. Meski baru semester 6 jurusan Komputerisasi Akuntansi, Univ Bina Nusantara, Yenny ingin lekas menamatkan kuliahnya.<br /><br />Hmm, berita terbaru di Buser tadi siang : Penjaga kost kabur berikut barang-barang di kamarnya. Saksi yang ketakutankah? Takut akan siapa...? Atau...?</p>vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1123129427965511582005-08-04T11:01:00.000+07:002005-08-04T11:32:13.673+07:00Mama KebapNagih?<br />Enyyaa..aak?<br />Irisan daging sapi dibalut roti labis.<br /><br />Sabtu jam 5 sore.<br />Samping kampusku yang no-sandals-allowed itu ya.<br /><br />Googling result: yg bener 'kebap', bukan kebab.vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1122258340207282602005-07-25T08:26:00.000+07:002005-07-25T09:25:40.236+07:00Sakit semuaAwalnya penghuni kamar di depanku yang kena flu. Lalu kamar di sebelahku. Suatu malam dia minta teh celup dan tidak sekaligus dengan gula. Katanya cukup begini aja, sekedar meringankan flu. Waktu itu gw cuma ketawa-ketawa aja, bahkan mengejek betapa sengsaranya mereka gak bisa ngerokok dgn nikmat.<br />Ya waktu itu... bahkan hingga anak depan kamarku dikerokin punggung dan dadanya karena mulai batuk berdahak, aku masih segar bugar!<br />Tapi dua hari lalu wabah flu itu mulai jadi bencana. Makan gak enak, ga nafsu karena di mulut ga terasa apa2. Huhu, menyiksa sekali. Lebih menyebalkan lg, hidung beler yang output-nya anget2 itu. Duh, persis anak ingusan...padahal gw kan udh lajang perak *lho, hey!*<br />Badan pegel semua, maunya mengkeret di dalem sarung aja. Televisi jadi visual bergerak yang bisu, karena telingaku tiba2 gak sudi denger yg brisik2. Hoaem...<br />Obat gw entah dimana pulak...Actifed hijau botolan yang harganya mahal itu mungkin nyelip. Tapi gw terlalu malas untuk bergerak. Aarrgh! Gimana kulihku nti malam ya..ah, ga bisa absen gara2 udh habis jatah bolos gw!<br /><br />Damn!!vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1121655897159095512005-07-18T09:48:00.000+07:002005-07-18T10:04:57.166+07:00Happpy Birthday (Testimonial for myself)Ga mau nakal lagi...<br />Ga gesit kae dulu karena kurang olahraga<br />Umur udh nambah begini tapi ga dewasa juga<br />Makin hari makin tampak melebar dan ga boleh marah dibilang Pejantan Tambun! :))<br />(Tiba-tiba ingat mbak Fifi Sidjangga 'Primaraga')<br />Keseringanan duduk, calon pasien ambien tahun depan!<br />Mungkin komplikasi paru-paru juga, filterku bangsat.. filterku nikmat!<br />Coba ya kebiasaan tidurnya yg ajaib diubah.. please deh, dimana nempel disitu molor.<br />Belajar lebih giat, ingat musti melahap 60 sks lagi..<br />Coba ya, hidup tuh yg teratur dan organized. (Hire a maid, or Buy a PDA! >:P hihi)<br /><br />Makasih buat sebaris doa di pojokan warnet tadi malam.. tepat jam 12.00<br /><br /><br />(hm, apa iya bisa? Bisa dong!)vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1121374873836375992005-07-15T03:24:00.000+07:002005-07-15T18:39:42.646+07:00Trauma tapi RinduMusim liburan bagi sebagian anak sekolah tinggal hitungan hari. Namun bagi mereka yang baru lulus SMU dan hendak melanjutkan ke jenjang universitas, masa libur adaalah masa sibuk. Sibuk mencari informasi, mendaftar, dan mengikuti ujian saringan masuk kampus yang mereka idamkan. Tentu saja, selalu ada anak berotak encer dari golongan pas-pasan yang tidak punya banyak pilihan. Salah satunya adalah Titin, sepupuku yang lucu dari Medan. Minggu lalu, ia sudah mendaftar di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) di bilangan Kampung Melayu. Besok, ia merengek minta diantarkan ke Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) di desa Jurangmangu, Pondok Aren yang jauh itu.<br /><br />Tampaknya Titin yang alumnus SMU Sutomo Medan itu benar-benar berani dan penuh perhitungan. Melirik STK (Surat Tanda Kelulusan) miliknya, aku cukup kaget. Untuk tiga mata pelajaran yang diujiankan secara nasional (B. Indonesia, B. Inggris, Matematika) ia mendapat rata-rata delapan. Bahkan nilai tertingginya ialah Matematika! Aku jadi senyum sendiri. Delapan tahun lalu, aku harus puas dan tak boleh protes menerima nilai lima koma tiga untuk pelajaran yang cukup 'binatang' itu!<br /><br />Hal unik dari Titin adalah pemilihan kedua perguruan tinggi itu. Persamaan dari STIS dan STAN adalah statusnya yang notabene kampus plat merah alias milik negara. Gratis! Bukan itu saja, baik kampus di Jakarta Timur dan kampus Tangerang itu merupakan tempat dimana aku pernah 'mendengar' ilmu. Iya, mendengar bukan menuntut. Karena jika memang benar aku menuntut ilmu maka nasibku mungkin bukan terperangkap dalam gerahnya kamar kos ukuran tiga-kali-tiga ini. Kalau berandai-andai, jika kutamatkan tiga tahun di kampus milik DepKeu itu seharusnya aku sudah jadi 'orang'. Punya rumah, mobil, deposito, seperti teman-temanku yang lain. Atau malah sudah menyekolahkan anakku di playgroup bergengsi. Ya, itu semua bisa terjadi jika saja indeks ku bisa melompati ambang dua koma enam. Hehe.<br /><br />Ada seseorang lagi yang hendak mendaftar bersama rombongan kecilku. Walau belum dapat dipastikan akibat faktor biaya pendaftaran yang mungkin naik tahun ini, aku sangat berharap ia bisa ikut. Betatapun, tidak ada balas budi yang paling berharga bagi orang tua selain melihat anaknya mampu mengharumkan nama keluarga dan membanggakan kedua orangtua. 'Kamu bukan kanak-kanak lagi. Sudah saatnya menjadi laki-laki!'<br /><br />Khusus nostalgia tentang kampus Jurangmangu, ada banyak cerita dan testimonial di Friendster-nya. Salah satu yang kutulis, tentang keramahan dan keterbukaan kampus ini terhadap ekosistemnya (baca: rumput, padi, singkong, kambing). Dulu ketika jam tidur siang dan aku masih stuck di lantai dua, kelas Pancasila yang sangat bored... tiba-tiba saja pintu terkuak dan ada kambing mengembik cempreng entah berapa desibel! Terang aja tanpa perlu dikomando lagi seisi kelas termasuk pak dosen tumpah ruah menertawai si gembala cilik yang lalai. Ya, waktu itu musim hujan dan si gembala yang masih bercelana sekolah itu terburu-buru memasukkan bandot-bandotnya yang sedang merumput ke dalam gedung F. Tidak itu saja, ia menggiring (pasti dengan susah payah!) piaraannya ke lantai dua... alamak. Dan tahukah kalian dimana kambing-kambing itu digiring? Balkon lantai, yng berada persis di atas pintu masuk gedung. Waktu aku sudah selesai kuliah membosankan itu, kukeluarkan Yashica E35-ku (dulu selalu siap sedia kapan dan dimanapun sebelum flash-nya rusak sekarang) dan kubidik dengan sudut pandang semut di halaman rumput yang masih basah. Sayang, adegan si gembala menggendong anak kambing di atas balkon yang sempat terekam sudah hilang negatifnya.<br /><br />Aku juga sempat menjadi penyalur buras untuk kantin gedung F. Modalnya cuma dengkul. Sokongan berasal dari jari-jari cepat ibu kos yang memasak buras dan meminjamkan sepeda buatku untuk mengantarnya. Setiap pagi jika tidak ada kuliah kukayuh sepeda mini ibu. Sore pulang kuliah aku mengambil uang hasil penjualan hari ini. Acap kali aku berpapasan dengan Helmy Yahya yang hendak mengajar Diploma IV di lantai dasar gedung F. Aku tidak malu. Aku justru mengagumi pak dosen yang juga berasal dari keluarga susah itu. Di kostan, aku dan ibu kos segera membagi keuntungan kami hari itu. Ibu kos pernah bilang, 'Suatu hari kamu pasti jadi orang besar, Bryan.' Setiap lembar rupiah yang berpindah ke kantungku selalu kutabung buat travelling. Dua teman kos-ku yang lain sama sekali tidak tertarik. Mereka lebih suka berkutat dengan Fees & Warren edisi 16. Hehe.<br /><br />Ohya, beberapa minggu yang lalu saat memilih salah satu tabloid komputer dan sekilas membaca... aku tersentak. Ada berita duka di halaman dua, Putra Oom Jono (Alphons Marjono) yang super lincah, fotografer Fotomedia dan koordinator foto PC Plus, meninggal akibat demam berdarah. Oom Jono sendiri adalah adik ibu kostku. Segera aku berlari menuju wartel dan menghubungi induk semangku di Jurangmangu. Suara laki-laki dengan logat Jawa kental yang akrab menjawabku.<br />'Terima kasih ya Bryan buat ucapan belasungkawanya. Nanti Bapak sampaikan sama Oom Jono'<br />'Maaf Pak. Saya baru sekarang menghubungi setelah 7 tahun. Apa kabar Wawan, Handi dan Agung, Pak?'<br />Agung, adalah teman yang mengisi kamarku selepas pengumuman drop out-ku.<br />'Oh, Agung udah menikah. Sekarang ambil diploma empat dan tinggalnya dekat sini kok. Ingat Pondok Safari kan?<br />Kalau Wawan, terakhir kesini Desember lalu. Setahunnya ibu.'<br />'Oh.. saya masih ingat. Komplek Pondok Safari ya rumah Agung. Hmm.. setahunnya ibu?<br />Maksudnya bagaimana pak?'<br />'Bryan, ibu sudah tidak ada lagi...'<br /><br />What the?!?<br />Aku bertahan sebentar, mencoba tidak gugup karena setelah itu aku harus basa-basi sebelum menutup telepon. Sumpah, rasanya seperti kehilangan seseorang yang begitu istimewa. Ibu memang cerewet, kadang begitu perhitungan, selalu protes tiap pagi di ruang tamu gara-gara compo ibu raib (bu, aku minta maaf...telah menyusup tengah malam, menyelundupkan compo kesayangan ibu ke kamarku!), ibu yang pernah punya kantin paling murah dan enak di depan kampus...kantin penuh pengertian terhdap anak-anak kost bahkan seorang Edwin 'Libels' Manansang pernah ngebon sama ibu, ibu yang jebolan sekolah tata boga, yang punya jurus-jurus memasak handal... sudah berapa eksperimen ya bu kita lakukan tiap akhir minggu? Duh bu, maafkan anakm kostmu yang durhaka ini. :(<br /><br />Esok, akan kusempatkan nyekar ke rumah barumu, Bu.<br />Tentunya setelah mengantar adik-adikku ke gedung tempat kita pernah menjual kue dan buras dulu.vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1119773379209195682005-06-26T15:07:00.000+07:002005-06-27T10:22:31.423+07:00Over<img src="http://geocities.com/myranselbaleno/1edited.jpg" align="center"><br><br /><span style="font-weight:bold;"><center>Sudah selesai... Pergilah Nak.</center></span>vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1119245598913840132005-06-20T11:57:00.000+07:002005-06-20T13:17:40.876+07:00<center><font size=12>K a m u</font></center><br /><br /><br />Bukan tingkah bodohmu yang bisa mencairkan marahku atau membuatku tertawa<br /><br />Juga bukan usapan hangat bahkan cumbuan sekalipun, sayang<br /><br />Kau bertanya, 'Lalu apa?'<br /><br />Mataku tertuju padamu,<br />Ingatkah kata-kata dan mimik wajahmu saat sendal kesayanganmu menyibak kubangan kecil?<br />(Bayangkan dirimu berteriak kaget sedang menginjak sesuatu yang menjijikkan, naikkan suaramu satu oktaf, atau kalo dalam maka kamu seperti melengkingkan reff-nya, cemprengin dikit, dan cukup tiga detik saja... sekedar membuat orang sekitarmu menoleh pada kakimu!)<br /><br />Ah.. kau pasti merajuk lalu sejumlah kalimat alasan-logika-yang-dibuat-buat pun mengalir lancar dari bibir tebalmu. <br />Hihii.<br /><br />Ingatkah kau tiap aku melakukan hal-hal sinting, maka ekspresi wajahmu adalah salah satu hal terindah yang kunikmati hingga saat ini.<br />Make over (nangis-nangis melihat kau tertawa menikmati hasilnya!)<br />Striptease (Outkast please...)<br />Tari perut (yah, yah, yah... syndrome kepala dua!)<br />and so on and so on (...apalagi sih? kekekek..)<br /><br />Ah, udah lupa mau nulis apa.<br />Ngakak mulu nih nulisnya.<br />Hik,hik,hik.. :Pvla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1117818797513911322005-06-04T22:17:00.000+07:002005-07-02T07:47:52.536+07:00<a href="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/1600/131.jpg"><img style="FLOAT: right; MARGIN: 0px 0px 10px 10px; CURSOR: hand" alt="kurengkuh dan kupeluk kau slalu nak" src="http://photos1.blogger.com/blogger/505/78/200/131.jpg" border="0" /></a><br />Jangan mundur lagi.<br /><br />Ini jalan sudah dilalui.<br /><br />Ada kubangan air mata di sudut tembok jalan tadi<br />awas jangan tercebur lagi.<br /><br />Ada paku yang lumayan tinggi di tengah jalan tadi<br />awas bisa-bisa sendalmu nembus.<br /><br />Ini jalan hanya selebar dua orang dewasa<br /><br />Jika ada yang mau lewat dari depan,<br />baiknya salah satu mengalah jalan di belakang,<br />sebab kita ini berdua.<br /><br />Ada masanya.<br />Tolonglah aku, Tuan.<br />Aku gemetar bukan gentar.<br />Berilah aku lekas masa itu.vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1117117845377707822005-05-26T21:18:00.000+07:002005-05-26T21:44:26.316+07:00Met ultah ya blog<b> Met Ultah yg ke-3 Rytams!</b><br /><br />Heeii maaff.. ya, <br />gue lupa ngucapin met ultah buat elu nih rytams. <br />hehe.. padahal di saat yang lain ga setia, cuma elu doang<br />yang setia nemenin gw. Pasrah menerima setiap gebukan tuts keyboard,<br />gak pernah protes kalo kadang gw bersin dan muncrat... hehe. Trus, elu juga ga pernah demo... gw shut down untuk waktu yg lama, walau kemudian gw nyalain lagi! x)<br />Yah.. namanya juga hidup, tams! Oya, sori mori ya kmrn ga online pas tgl 25 Mei nya. Maklumlah, semester ini kudu dapet nilai yang bagus, jadi jarang oline deh kayaknya mulai sekarang. *sok imut bgt seh bahasa gw* <br />Oya, kemarin ktemu cewe manis di angkot. Udah dicatet jam-nya. ;) Besok mau pura-pura ga sengaja ketemu lagi ah. Soalnya doi suka salting diliatin gw :)) Gila juga emang... masa kebetulan bisa sampe blok M? >:) Ya, gw harus mulai nekad sekarang.. Harus agresif. Eh..ga tau juga sih kl udh punya cowo. Tapi ya dicoba aja dulu.. ga bisa deket, dapet nama dan no tlp nya jg gpp. Nyante aja. *lah tadi katanya agresif?* Ya, gituu dech :)) Matanya itu lho. Body sih tipis. Kulit ga putih bgt. Tapi gaya bicaraya itu yg bikin pengen nyubit (pake bibir!). Bwehehehe...vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1116034086549412322005-05-14T08:26:00.000+07:002005-05-14T08:34:17.570+07:00The Apprentice IndonesiaIni dia the real reality show buat gue. Tapi oh tapi kenapa Pak Peter F Gontha sih yang jadi Donald Trumph-nya Indonesia? Hmm betapapun, ini menarik buat diikuti audisinya. :)<br /><a href="http://theapprenticeindonesia.com">Tertarik?</a>vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1115726707620622992005-05-10T19:02:00.000+07:002005-05-10T19:05:07.623+07:00Life is just<strong>Life is just</strong><br /><br />You've been thinking about someone for months and imagining how it would feel to see them for just as long. So what would you do if you turned the corner and there they stood? Better come up with a planvla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1115351158180449982005-05-06T10:38:00.000+07:002005-05-06T15:25:32.733+07:00Kost Baru<img src="http://geocities.com/betebe79/bry.bmp"><br /><br />Gubuk baru,<br />pengharapan baru.<br /><br />Tidur semalam cukup enak,<br />kedinginan oleh kipas level satu.<br /><br />Rinduku masih banyak untukmu,<br />seolah ada rasa berontak ingin keluar dari dada ini.<br /><br /><b>update:</b><br />Duh harus bisa membiasakan diri dipanggil 'Bay', semua anak-anak kost di sini punya kebiasaan baru dalam hal manggil nama temen. Kalau dulu yang sempet ngetren, 'Coy', 'Pren', dll.vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1115030342209083302005-05-02T17:36:00.000+07:002005-05-02T17:39:02.210+07:00Call me Papa BryPapa Bry,<br /><br />panggil aku Papa Bry, Nak.vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1114951956733772862005-05-01T19:46:00.000+07:002005-05-01T19:52:36.733+07:00ByeIni dia yang gw takutin. Berharap ini hanya mimpi.<br />Atau candaan level tinggi yang berputar pada roda permainan watak.<br />Ah, mungkin gw hanya mengendurkan syaraf kemarahan gw.<br />Atau kuputus saja urat kelelakian gw?<br />Ga ngebantu.<br />Gw selalu lari.<br />Selalu lupa.<br />Diam dengan kelebatan pikiran.<br />Hendak mendengar suara hati yang berperang dengan prinsip.<br />Kepahitan hidup tergores lagi.<br />Ini jalan makin panas, berdebu dan tak berujung.<br /><br />..dan aku sedang terbujur lelah dengan kaki yang melepuh berdarah.<br /><br />menyerahkah aku?<br />atau kulimpahkan semua pada tangan pengasihanNya, pada waktu, dan pada ujung hidup yang mungkin tak jauh lagi.vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1114010176494084762005-04-20T22:10:00.000+07:002005-05-01T19:36:08.876+07:00HP gw kecopetan<img src="http://www.geocities.com/betebe79/mysiemens.jpg">vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535859.post-1113222668361306312005-04-11T19:37:00.000+07:002005-04-11T20:13:23.936+07:00<div align="center"><strong>Anjing, ngena banget semua..</strong></div><br />Much as you'd like to, you can't keep absolutely everything under your hat now. You may keep your feelings under wraps -- until later tonight, at least, when any question, no matter how casual, will elicit a very, very intense answer.<br /><br />The urge to keep a piece of yourself secret just took over -- which doesn't mean you've never had that urge before, but you've never given into it so completely. It's okay. You're entitled to privacy.<br /><br />Your friends have always been quite important to you -- second only to family members. You're especially involved with them now -- and especially willing to do whatever it takes to help them out.<br /><br />Still waiting to see if you'll get that position you want? Stop waiting and start taking action. Who knows what you're capable of? You do! And unless you deliberately bring it to the attention of higher-ups, they'll never know.vla gardahttps://www.blogger.com/profile/13615254089765187685noreply@blogger.com0