NAME: Bryan LOCATION: West Djakarta! BIRTHDATE: July 18th SIGN: Cancer ETHNICITY: Batak HEIGHT: 173 cm WEIGHT: 70 kg CONTACT:myranselbaleno@yahoo.com YM: myranselbaleno
anjing! umpatku pada kesunyian
jemariku mengepal, bukunya memerah
mengacung ke udara
tak adakah kerjaanmu, iblis!!
jangan ganggu aku!!
hidupku bukan milikmu lagi!
tapi... ia tetap sunyi, seperti adanya....
dan demikian juga dengan hidupku
takkan pernah jadi milikku sendiri....
dicomot dari puisi seorang penulis CCS
Sebuah ruangan tiga kali empat meter.
Berisik suara tv, tetes air keran bak mandi, kresek bunyi cicak berebut sisa nasi bungkus. Asap mengepul tipis dari ujung rokok. Lampu kamar yang mati menciptakan kerajaan muram di kamar sempit itu. Angin lembab pagi menyelinap dari celah pintu. Sosok itu beringsut memeluk kedua lututnya. Kedinginan.
Dua bungkus anti mabok tinggal sampah. Kerumunan semut mengepung kubangan Sprite yg tumpah ketika kegusaran empunya kamar memuncak tadi siang.
Pening . . . Sepi . . . Pedih . . . Mati . . . Suara bisik iblis
Pemuda ceking itu masih duduk di sudut kamar. Lutut kedua kakinya menekan dagu kuat-kuat. Pisss.... Jari lincahnya menjentikkan pemantik api, kretek idolanya sempat mati dipeluk lembabnya hawa kamar. Menjentikkan lagi abu kretek ke lantai berdebu. Koran-koran lama berserakan, sebagian menjadi alas si ceking duduk. Tak ada semangat hidup dari dengus nafasnya. Marah dan kecewa memayungi bola mata pemuda itu. Perlahan sebelah tangannya terangkat pelan, mengusap kepala plontosnya -baru kemarin sore digunduli Mang Emen, tukang pangkas keliling. Dipejamkannya kedua mata kuat-kuat. Lalu ia mengerang lagi. Mendengus. Telapak tangannya yg sudah berkeringat dingin menengadah, memukul keras-keras pipinya.
Pupilnya menghilang. Antimo laknat itu telah lebih dari cukup memaksanya terbang. Bahunya berguncang sesekali, menertawakan kekonyolannya seharian ini. Suara tawa yg fals. Lebih tepatnya, menyeramkan.
Di atas lemari bukunya, sebuah pigura foto terbalik. Rekaman adegan mesra kedua insan yang saling memeluk dan mempertontonkan senyum mereka lebar-lebar itu tertelungkup. Sandarannya patah. Usai dari warnet tengah hari kemarin, si muda terlihat gusar. Matanya lembab. Tangannya mengepal kencang. Dengan satu gerakan yang cukup terlatih, plakk..., pigura itu patah, menelungkup di atas rak buku.
From : Cin
To : Jay
Subject: Important
Alo Jay, sori baru bisa kasih kabar sekarang. Aku lagi sibuk skripsi, dll. Mana HP lagi error & gue ga bisa sms soalnya pulsa abis ne. :(
Aku dah mikir selama dua bulan ini. Sebaiknya kita putus dan kembali seperti dulu... jadi sahabat terbaik untuk gue. Ini semua engga ada hubungannya dengan nyokap gue, Mama sendiri ga tahu klo gue mutusin kamu.
Aku banyak merenung, apa aku bisa percaya kamu?
Dan kalo banyak pikiran gitu aku ga konsen ke kuliahku. Akibatnya nilaiku jadi hancur.
Bukan, bukan soal "itu" yg buat gue mutusin elo. Gue udah maafin, but please... jgn ingetin gue soal itu. Itu salah kita berdua. Bukan cuma kamu, Jay.
Makasih buat semuanya..., Jay.
I've great fun with you!
GBU, Jay
Cin
Pemuda itu menghela nafas beratnya lagi. Bahkan ia bisa mendengar suara yang keluar dari hidungya sendiri.
Matanya mengembun.
Tujuh bulan yang sia-sia.
Si muda tertegun menatap tak percaya email Cin, gadis Surabaya, yg dipacarinya sejak Juli. Cin, gadis berdarah Flores-Nusa Tenggara berkulit putih. Ia sudah mengenal sosok gadis tomboy penggemar sepakbola ketika mulai mereka berkorespondensi sejak bangku kelas satu SMU dulu. Jay ketika itu masih aktif menulis di sebuah majalah remaja pria.
Nyatanya, hingga sekarang Cin menghilang...
Cin, dimana kau berada?
Cin, Jay tau sekarang sulit sekali menghubungimu. Hanya ini satu-satunya cara agar kau tau situasi yg Jay hadapi saat itu. Kau tau dimana bisa menghubungi Jay 'kan?
Jay
* * * * *
Tuh, Jay. Hutang nulis gw udah lunas yah! Gw harap Cin dan elo bisa kontakan lagi. Semoga...