NAME: Bryan LOCATION: West Djakarta! BIRTHDATE: July 18th SIGN: Cancer ETHNICITY: Batak HEIGHT: 173 cm WEIGHT: 70 kg CONTACT:myranselbaleno@yahoo.com YM: myranselbaleno
PENELITIAN PERILAKU SEKS MAHASISWA LSC-K PUSBIH; Sekda DIY: Sebagai Peringatan, Perlu
Yogya(KR) Setelah melakukan penelitian selama 3 tahun, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan Pusat Pelatihan Bisnis Humaniora (LSC dan K Pusbih), Iip Wijayanto dalam jumpa pers di ruang DPRD DIY, Kamis (1/8) menjelaskan, 1.660 responden mahasiswa dari 16 institusi perguruan tinggi yang tersebar di Yogya, didapatkan data, hanya 3 orang saja yang mengaku sama sekali belum pernah melakukan kegiatan seks termasuk self-service atau masturbasi. Jadi hanya terdapat angka 0,18 persen sama sekali belum pernah melakukan kegiatan seks dan belum pernah mengakses tontonan maupun bacaan erotis. Hanya 46 orang atau 2,77 persen responden belum pernah melakukan kegiatan seks berpasangan di bawah level petting. Jadi yang belum pernah melakukan seks berpasangan 2,77 persen plus 0,18 persen atau 2,95 persen.
Teknik yang dilakukan, 73 persen menggunakan metode coitus-interuptus, selebihnya menggunakan alat kontrasepsi yang dijual bebas. Tempat melakukan kegiatan seks, terbesar di pondokan pria pasangan (63 persen), di pondokan atau kontrakan mahasiswi (14 persen), di hotel kelas melati (21 persen), dan di tempat wisata terbuka (2 persen).
Penelitian yang dilakukan cukup sulit, karena dibutuhkan pendekatan cukup lama, sehingga bersedia menyampaikan persoalan pribadinya. “Terhadap hasil penelitian ini, kami siap mempertanggungjawabkan. Jika dimintai penjelasan tentang hasil penelitian ini, kami juga siap,” jelas Iip Wijayanto.
Untuk itu ia menyampaikan saran dan rekomendasi, harus sesegera mungkin dibuat Perda tentang pengelolaan pemukiman komersial, standar parigmatik usia menikah harus mulai diturunkan untuk mengantisipasi kegiatan seks di luar nikah, peraturan yang melarang pelajar menikah harus direvisi, peraturan, persyaratan, dan biaya pernikahan yang ditetapkan pemerintah harus diturunkan. Departemen Agama harus mengkaji untuk menginstitusikan lembaga nikah siri.
Tidak Bisa Jadi Pegangan
Menanggapi hasil penelitian tersebut, Sekda DIY Ir Bambang S Priyohadi MPA kepada wartawan di Kepatihan menyatakan, penelitian seperti itu memang perlu sebagai peringatan akan berbagai perubahan yang telah terjadi dalam tatanan dan kehidupan masyarakat Yogyakarta. Kendati demikian, hasil penelitian itu belum bisa dijadikan pegangan atau patokan. Karena, masih perlu berbagai indikator dan faktor pendukung lainnya agar lebih komprehensif.
“Saya menyambut baik terhadap penelitian semacam itu, karena bisa sebagai kontrol atau peringatan bagi kita semua. Tapi kalau menyangkut angkanya, saya kira masih perlu dicek ulang. Apa betul sebesar itu,” ujar Bambang SP.
Dijelaskan pula, Yogyakarta saat ini sudah jadi kota metropolitan dengan jumlah penduduk 1,2 juta jiwa dan tiga tahun mendatang akan mencapai 1,5 juta jiwa. Artinya, perubahan dan kesenjangan sosial akan menjadi sangat tinggi. Maka pada waktu itulah akan terjadi pola kehidupan yang berbeda.
Bambang SP menyatakan, penyimpangan perilaku seks memang cukup signifikan dan harus ditanggapi sebagai peringatan kepada seluruh masyarakat Yogyakarta, termasuk di dalamnya pemerintah sendiri. “Kondisi itu cukup memprihatinkan. Tidak harus mesti angka sebesar itu, satu persen pun sudah termasuk angka yang harus diwaspadai,” tegasnya.
(Jon/Ewp/San/M-10)-z