NAME: Bryan LOCATION: West Djakarta! BIRTHDATE: July 18th SIGN: Cancer ETHNICITY: Batak HEIGHT: 173 cm WEIGHT: 70 kg CONTACT:myranselbaleno@yahoo.com YM: myranselbaleno
Field Report (FR) Gathering Forum CCS ditulis oleh seorang penulis senior :) From: budi (BOEDOET70) 11:09 am
To: ALL (1 of 6)
PS - 21122002
1715 jemputan dah datang, segera aku berlari untuk masuk ke mobilnya Lang, ternyata ditemanin yayangnya. Lanjut dan menjemput Arya, belok kiri, belok kanan, sampailah di tempat yang dituju. Tomi (Hertz) sudah sampai tapi sedang cuci mata; alasannya sih lagi cari komik, tak lama dia datang.
Tempat yang kududuki lumayan strategis, di depan ada beberapa gadis karena kaos terlalu tinggi dan celananya terlalu ke pinggul, jadilah mulusnya punggung tampak menyilaukan. Sayang Lang meminta pindah karena melihat aku dan Hertz kedinginan di bawah cerobong penyejuk ruang yang mengarak ke atas kepala Tomi dan aku.
Kepindahan ini juga dikarenakan terletak di non-smoking area. Arya kesuiltan tak bisa merokok. Berinisiatif dia berjalan ke smoking-area untuk mencari tempat, dan menemukan meja kosong, segea dia menelpon Lang untuk pindah lokasi. Ternyata pemandangan untuk cuci mata juga tak kalah hebat, beberapa wanita dengan santainya menghisap rokok, terasa kehangatan di ruang ini.
Sekilas ABG setinggi jerapah lewat dengan menggunakan rok mini, ach cantik sekali; aku cuman dibuat sedada. Nampak sedang nunggu kekasihnya dia. Tak lama N4n4n6 dateng (Nanang). Telpon dari Niq belum berdering. Telpon dari Oche juga nggak bunyi. Waktu sudah menunjukkan pukul 1830.
Jadilah kita duduk, Arya, Ilalang, dan Anaknya. Sementara di seberangnya, Nanang, Tomi dan aku.
Semakin banyak “mahkluk halus” disekitar sini, bahkan di hadapan Tomi, ada gadis yang beberapa kali meliriknya, padahal di sisinya ada arjunanya. Tomi emang cool banget, tak membalas tatapan si gadis. Mungkin takut dilaporin ke Oche. It’s joke Che!
Kuperhatikan si gadis cantik juga, hmm dagunya lumayan panjang, apalagi saat tertawa lepas.
“Tom, lu di lihatin tuh cewek!” kataku
“Bukan type ku mas” jawabnya
“Kenapa?” tanyaku
“Sepertinya sih type matre” jawabnya
“Hmm, jangan men-judge dari penamplan!” kataku
“Dari facenya kelihatan mas” katanya
“Kalau menurutku bukan matre Tom, tapi High-Cost type. Maintenance-cost nya lumayan yang seperti itu” kataku
“Yah ujungnya khan ke situ juga” jawabnya
Nanang yang sedari tadi memandang tak pernah mendapat balasan, sementara Tomi dengan tampang cool, tak bergeming sedikitpun. Cowok dengan tinggi hampir 190cm tetap duduk dan fokus pada group kita. (Hati-hati che, asli si Tom bener-bener cuek sama cewek, nggak tahu yah, kalau udah deket banget – mungkin baru kelihatan liarnya)
Tak lama Bryan datang bersama dengan teman gadisnya. Aku menanyakan wanita yang dia tulis di forum tetangga. Waitres yang bispak dengan hobi spesialis untuk para suami, bukan bujangan. Sayangnya dia jadi langganan expat. Tahu sendiri khan model gula-gulanya expat, kadang lebih rendah dari pembokat.
Nanang bericara panjang lebar mengenai pengalamannya dan tak lama Azon datang. Hm di depan gadis yang duduk tadi bertemu dengan temannya, dengan tanpa malu dilihat oleh orang banyak saling beradu bibir. Terhenti sejenak pembicaraan kita, demi menyaksikan headline news tersebut. Nanang sepertinya kaku sendi lehernya untuk menoleh, dia fokus sekali dengan wanita yang memperhatikan Tomi.
Ngobrol lagi, dan Dadang datang, nampaknya dia juga ada acara halal bi halal di sini. Dadang ini penampilannya mirip dengan salah satu konglomerat di Indonesia. Belum lama kita bicara, Dadang mendapat telpon untuk kembali ke meja halal bi halal kelompoknya. Saking buru-burunya, Marlboronya Nanang ke bawa, untung segera sadar kalau miliknya ada di saku celana.
Bryan pamit pulang, exit permitnya habis, karena sudah janji 20.00 segera kembali.
Waktu semakin larut, maka kita juga segera membubarkan diri. Lang bersama yayangnya serta Arya. Aku berempat. Sewaktu akan pulang, ternyata kandung kemih kita berempat lumayan penuh, jadi aku, Azon, Tomi, dan Nanang mencari toilet.
Konyolnya saking kebeletnya si Azon mau masuk ke toilet cewek, dasar! Aneh memang, biasanya toilet cowok dan cewek tuh berpasangan, cuman yang ini hanya untuk cewek dan bayi saja, cowoknya nggak ada?
Turun ke lantai dasar, akhirnya dapet toilet cowok. Tempat kencing pria (urinoir) cuman empat, paling kanan urinoir untuk anak kecil. Dengan keyakinan penuh Tomi mendapat tempat paling kanan, langsung membuka celana tanpa melihat urinoirnya, begitu mau mengeluarkan limbah, dia kaget! Rendah bener!
Lagian nggak diliat, buat anak kecil dipakai, cool sih cool, cuman dengan ketinggian badan hampir 2 meter kencing di situ, bisa banjir kemana-mana tuh kencing, makanya sekali-kali lihat lubang Tom.
Udah ah, capen ntar bacanya. Lagian ini sudah jam 3 dini hari, tidur ach, besok bangunnya siangan. Nasib jam 6 sudah ditunggangin si kecil diciumin, pipi kiri-kanan, bibir, kening, dagu, ciuman komplitnya, mungkin kangen semalem tidur nggak dikelonin.
Plaza Senayan – Sudirman Des 2002 – HBH.
Catatan: Pagi ini aku mendapat banyak SMS dan Veronica dari Oche dengan isi permintaan maaf. Nampaknya dia mengalami kendala, diluar kemampuannya. Simpati mengalami kesulitan isi ulang, mau ke wartel hujan lebat. No Promblem Che, Next time will be better, may be in february 2003, see you.