NAME: Bryan
LOCATION: West Djakarta!
BIRTHDATE: July 18th
SIGN: Cancer
ETHNICITY: Batak
HEIGHT: 173 cm
WEIGHT: 70 kg
CONTACT: myranselbaleno@yahoo.com
YM: myranselbaleno


















powered by FreeFind


Powered by Blogger Pro™
Klik untuk updating blog gw ini Subscribe to receive recently updated my blog.
...for your

side only!!




a painting by Michele Garvert

Tuesday, September 09, 2003

Apakah ini Firasat?


Matahari sore Jakarta setengah 'turun' ke Barat.
Puh, panasnya masih nyengat. PPD setengah bangkai merangkak menaiki fly over stasiun Cawang. Berulang-ulang kuseka butir-butir keringat. Kaki kanan menumpang pada kiri. Menggoyang sepatu kets hitamku sekedar membunuh dongkol. Lambat benar... Padahal anak-anak udah ngumpul di Bale Aer tak sampai beberapa kilometer lagi. Bangku bis pemerintah yang separuh kosong ini bebasin aku menjajah dua jok sekaligus. Lega dan juga kebebasan merokok. Hmm.... si mantan pasti mendelik kalo lihat sifat buruk ini.

Bunyi bis direm mendadak (imajinasi sendiri ya...)
Whuaa..., rokokku-kretekku-idolaku :(( Gara-gara ngelamun kapan bisa jadi gubernur gantiin Bang Mandra, garfil-ku jatuh. Ngomong-ngomong, gubernur kite sape sih? Heheh. Itu bukan pertanyaan serius, cuma retorika.

Bis ngetem. Kernet teriak manggilin penumpang yg turun di stasiun. Co-kernet ngeganjel ban belakang. Supir buka pintu, lompat pelan dan... hup, balik badan. Beberapa detik berselang, terlihat kepulan asap buah cinta air seni yg sedang melebur dengan velg ban. Huhu. Kepulan asap samsoe-nya seolah menemani tarian 'asap' yg mak-nyos tadi.

Beberapa penumpang baru naik, ngobrol, merokok, merepeti anaknya yg kecil. Ada bapak-bapak yg berani meneriaki supir agar segera narik. Ini sifat yang pantas ditiru, berani protes, berani marah, ini karena di dalam bis yg gerah di bawah matahari terik sungguh tak beda dengan mandi sauna. Bedanya kita para urban ini ber-'sauna' dengan pakaian lengkap. Bukan cuma dibalut baju handuk atau sekedar lilitan cawat sambil ngebahas bisnis dengan rekan.

Wangi parfum murahan menembus hidungku, satu pria klimis-kebanyakan-pakai-minyak-rambut-dan-minyak-si-nyong-nyong nan rapi jali terlihat mengambil tempat duduk di persis belakangku. Kutaksir umurnya baru sekitar 30-an... atau hampir sekitaran itulah.
Asem! Nyong-nyong effect pelan membunuh saraf dan gelitik rambut hidungku...
Lalu... ini lah yang terjadi.
Wanita menggendong balita naik tergesa. Rambutnya kusut, kulitnya kehitaman, mengenakan baju yang kedodoran. Agak khawatir, aku siaga. Siapa yg bisa duga orang gila macam apa jaman sekarang? Kutahan nafas saat ia berjalan melewati aku....



Bersambung

8:09 PM -
 

Comments: Post a Comment